Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Tentang Ujian ZiDS (ZiDS Prüfung)

Kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman mengikuti ujian ZiDS.  Ujian ZiDS ini wajib untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman (seluruh Indonesia) semester 4 karena menjadi syarat yudisium, jadi kalo kalian belum lulus ujian ini, maka kalian belum boleh wisuda. ZiDS kepanjangan dari Zertifikat für Indonesische Deutsch-Studenten. Kalau di UNY, ZiDS menjadi suatu mata kuliah yang harus diambil di semester 4 dan ujian akhirnya ya ujian ZiDS. Levelnya itu setara dengan B1. Ujian ini terbagi menjadi dua, yaitu tertulis ( schriftlich ) dan lisan ( mündlich ). Kali ini kita mulai membahas dari sistem ujian. Dari tahun ke tahun emang sama sih peraturannya, pertama kalian harus ujian tulis terus kalo udah lulus baru maju ke tahap ujian lisan. Apabila ujian lisan kalian kurang dari nilai yang ditentukan untuk lulus, maka kalian harus berjuang lagi tahun depan untuk mengikutinya. Bukan hanya sekedar mengikuti ujiannya tetapi juga mata kuliahnya. Ya ibaratnya untuk persiapan. Ujian...

Bikin Paspor Baru (Yogyakarta)

Hallo semua, di postingan kali ini aku bakal jelasin ke kalian yang masih bingung caranya bikin paspor baru. Ini khusus bagi yang belum pernah punya paspor sama sekali ya . Hal yang paling penting kalian harus lakuin sebelum ke kantor imigrasi adalah siapin berkas-berkasnya (btw ini pas tahun 2017, untuk tahun selanjutnya kamu bisa tanya orang yang baru buat paspor atau bisa cek di website kantor imigrasi). Asalku dari Tegal, tapi kuliah di Jogja jadi aku putusin bikin paspor di Jogja aja biar ga ribet. Buat kalian yang bukan asli Jogja, asalkan kalian WNI, kalian boleh milih bikin paspor dimana aja kok. Berkas yang harus dibawa, yaitu: 1.       Akta kelahiran (fotokopi dan asli) 2.       KTP (fotokopi dan asli) 3.       KTM (fotokopi dan asli) dan surat keterangan mahasiswa aktif dari kampus (bagi yang berstatus mahasiswa) 4.       Kartu Keluarga (fotokopi dan asli) 5. ...

Hari Bahasa Ibu Internasional

Hari bahasa ibu internasional diperingati kemarin, yaitu tanggal 21 Februari. Aku pikir bahasa ibuku bahasa Indonesia, tapi ternyata ada banyak sekali hal yang bahkan aku tidak tahu dalam aturan penggunaan bahasa ini. Setelah kutelusuri, aku merasa bahasa ibuku itu bahasa daerah. Ya, bahasa Jawa dengan aksen "ngapak". Ngapak sendiri memiliki dialek yang berbeda, tergantung dari daerah masing-masing. Tiap daerah memiliki karakteristik dialek yang beragam. Herannya (sebenernya gak terlalu heran sih karena memang sudah terbiasa juga dengan hal ini wkwk) banyak sekali orang-orang yang suka tertawa ketika mendengar orang berbicara bahasa Jawa dengan aksen ngapak. Padahal ngapak bisa menular. Coba deh kalau kamu berteman dengan orang-orang yang ngapak, maka kamu juga akan menyesuaikan diri untuk berkomunikasi bersama mereka dan akhirnya kamu juga bisa ikutan ngapak. Di tulisan ini aku akan menulis dalam bahasa ibuku, atau bahasa pertamaku. Dari 1 sampai 100%, seberapa persen kamu b...

After a Storm called Broken Heart

Gambar
Setelah menyukai dan jatuh hati, aku belajar banyak hal yang kurefleksikan pada diriku sendiri. Kalau aku menyukai sifatnya yang suka menolong tanpa pamrih, kesabarannya dalam hidup bersama orangtua di usia dewasa, atau hal-hal kecil lain yang dilakukannya. Aku merasakan diriku bisa berkembang semua-semuanya, bukan cuma perasaanku tapi juga pemikiranku. Aku jadi melihat diriku dalam banyak perspektif. Menjalani hari-hari dengan penuh motivasi. Tapi hidup, ada hari dimana dia bisa membuat kita bahagia atau bisa juga sengsara. Kemudian aku sadar bahwa aku sendiri bisa menyukai orang lain, maka aku juga harus bisa menyukai diriku sendiri. Setelah fase-fase menyenangkan dan penuh pengharapan, patah hati akhirnya datang. Pun setelah patah hati, usahakan hati menjadi makin luas, lapang, dan selalu bersahaja dalam menerima apa-apa yang sudah ditakdirkan. Seberantakannya hati dan pikiran, hidup terus berjalan. Ternyata, jatuh hati itu seharusnya dengan segala kecukupan bukan berlebihan ap...

End of My Awesome Internship

My internship ends today. I have worked there as; tour guide, front officer, and so on. Despite of many boring things there, I learned a lot from Mister Affandi and his family. I'm so proud of him knowing that he is an Indonesian artist, he was a self-taught painter and never went to any arts school yet still got scholarship from the Indian government. I learned how he dealt with his life, how he expressed himself through his paintings. I'm just really amazed even though I firstly didn't know about him that much but now I know and it's just amazing! Apart from that, being a tour guide is also an awesome job. I met so many people, most of them are from the Netherlands and the US. It is so cool to meet new people from different background and different purposes coming as a guest in Affandi Museum. I've also met a group of American students who are studying Bahasa Indonesia. Dang it! Actually the best moment that I always remember is that when they said, "your e...

Artikel Pertamaku di DW

Moin! Hari ini aku mendapatkan berita yang unik, artikelku beneran dipublikasi oleh DWNesia. Kalian bisa baca artikelnya di link yang aku sertakan di bawah ini ya... https://www.dw.com/id/kisah-perjalanan-anak-tegal-sampai-ke-tegel/a-47325863 Selamat membaca, dan tolong kasih tahu pesan kalian buatku. Segala bentuk saran dan kritikan yang membangun itu bermakna :D Danke im Voraus, Vita