Tentang Ujian ZiDS (ZiDS Prüfung)


Kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman mengikuti ujian ZiDS. Ujian ZiDS ini wajib untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman (seluruh Indonesia) semester 4 karena menjadi syarat yudisium, jadi kalo kalian belum lulus ujian ini, maka kalian belum boleh wisuda. ZiDS kepanjangan dari Zertifikat für Indonesische Deutsch-Studenten. Kalau di UNY, ZiDS menjadi suatu mata kuliah yang harus diambil di semester 4 dan ujian akhirnya ya ujian ZiDS. Levelnya itu setara dengan B1.

Ujian ini terbagi menjadi dua, yaitu tertulis (schriftlich) dan lisan (mündlich). Kali ini kita mulai membahas dari sistem ujian. Dari tahun ke tahun emang sama sih peraturannya, pertama kalian harus ujian tulis terus kalo udah lulus baru maju ke tahap ujian lisan. Apabila ujian lisan kalian kurang dari nilai yang ditentukan untuk lulus, maka kalian harus berjuang lagi tahun depan untuk mengikutinya. Bukan hanya sekedar mengikuti ujiannya tetapi juga mata kuliahnya. Ya ibaratnya untuk persiapan. Ujian tulis ada beberapa kemampuan yang diuji, yaitu Hören (mendengarkan) Grammatik/ Sprachbaustein (tata bahasa), Lesen (membaca), dan Schreiben (menulis). setelah kalian dinyatakan Bestanden/ LULUS, maka kalian bisa ujian ke tahap selanjutnya yaitu ujian berbicara/ Sprechen/ mündliche Prüfung. Dalam ujian berbicara akan ada tiga bagian, yaitu bagian pertama memperkenalkan diri, bagian kedua mempresentasikan sebuah tema yang nantinya dipilih secara acak, bagian terakhir ialah berbicara dengan Gesprächpartner/in untuk mengorganisasikan sebuah acara, atau menjenguk teman yang sakit, atau nantinya tergantung kalian mendapatkan tema apa. 

Kalau kalian merasa takut, karena kebanyakan dari kita merasa bahwa level kita belum B1 tapi dipaksa untuk ikut ZiDS. Kalian tidak perlu cemas dan takut untuk bisa LULUS ujian ZiDS. Yang perlu kalian lakukan adalah rajin-rajinlah berlatih soal dan kalau kalian bingung setengah mati, kalian boleh sekali untuk bertanya kepada para kakak tingkat yang sudah lebih dahulu mengalaminya. Dengan senang hati kakak-kakak tingkat akan bercerita pengalaman mereka, bahkan tips-tips untuk mengerjakan soal dan mengatur waktu. Cobalah untuk bertanya sebanyak-banyaknya, jangan sampai menyesal hanya karena malu atau gengsi. Nantinya, yang mendapatkan nilai ZiDS tertinggi bisa mendapatkan beasiswa dari Goethe-Institut untuk belajar bahasa Jerman di Jerman. 

Akhir kata, selamat berjuang dan semoga sukses!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Wanita Penuh Kejutan

Membuat Visa AuPair di Kedutaan Jerman Jakarta (2020)