After a Storm called Broken Heart
Setelah menyukai dan jatuh hati, aku belajar banyak hal yang kurefleksikan pada diriku sendiri. Kalau aku menyukai sifatnya yang suka menolong tanpa pamrih, kesabarannya dalam hidup bersama orangtua di usia dewasa, atau hal-hal kecil lain yang dilakukannya. Aku merasakan diriku bisa berkembang semua-semuanya, bukan cuma perasaanku tapi juga pemikiranku. Aku jadi melihat diriku dalam banyak perspektif. Menjalani hari-hari dengan penuh motivasi. Tapi hidup, ada hari dimana dia bisa membuat kita bahagia atau bisa juga sengsara. Kemudian aku sadar bahwa aku sendiri bisa menyukai orang lain, maka aku juga harus bisa menyukai diriku sendiri.
Setelah fase-fase menyenangkan dan penuh pengharapan, patah hati akhirnya datang. Pun setelah patah hati, usahakan hati menjadi makin luas, lapang, dan selalu bersahaja dalam menerima apa-apa yang sudah ditakdirkan. Seberantakannya hati dan pikiran, hidup terus berjalan. Ternyata, jatuh hati itu seharusnya dengan segala kecukupan bukan berlebihan apalagi berpengharapan. Manusia dengan hatinya yang mudah bolak dan balik, tidak cukup konsisten untuk menahan beratnya badai dunia bernama cinta.
Kata Tulus, cinta memang banyak bentuknya, mungkin tak semua bisa bersatu.
Komentar
Posting Komentar