Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Tentang Sebuah Hari bernama Ulang Tahun

Tepat di hari ibu kemarin, aku bertambah umur. Entah kenapa setiap tanggal itu aku merasa jadi orang yang paling sedih sedunia, basically because I realize that I’m getting older . Gak kerasa udah umur segini aja, gak kerasa udah banyak banget hal dalam hidup yang terlalui, dan yang sekarang terasa adalah tanggung jawab. Baik tanggung jawab sebagai seorang perempuan, seorang anak pertama, seorang muslim, dan lain-lain. Aku bukanlah orang yang mengagungkan sebuah perayaan dari hari ulang tahun, karena pada akhirnya aku dulu merasa sering sengsara karena banyak teman-teman yang kuanggap baik, ternyata malah lupa, atau teman-teman yang biasanya aku kasih kado eh pas aku ulang tahun malah gak ngasih, atau yang lebih jahat adalah gak ngasih kabar sama sekali. I used to think that those people are all annoying. At the end of the day, I felt so fucked up on my birthday. And in fact, after all this time, I trapped on those so called “birthday surprises” Kenyataannya adalah keba...

Tentang Belajar dan Pendidikan di Indonesia

Baru aja aku baca berita yang isinya tentang Singapura menghapuskan sistem rangking di sekolah. Selain beberapa artikel yang aku baca, ada juga salah satu video terkait berita tersebut. Dalam video itu tertulis, " learning is not a competition. It's a progress. " (Belajar bukanlah sebuah kompetisi. Belajar ialah tentang progres) Kalimat di atas sangat relatable (berhubungan) dengan kondisi yang aku pahami sekarang ini setelah bertahun-tahun belajar di Indonesia dan lebih senangnya bisa mendapatkan pengalaman jadi exchange student ke beberapa negara maju. Aku rasa mindset   yang perlu diubah dalam dunia pendidikan di Indonesia ya kaya gitu, bahwa belajar bukanlah sebuah kompetisi. Murid-murid di Indonesia ternyata beberapa dari mereka juga udah lelah dibilangin, "kamu itu harus jujur, dunia butuh orang yang jujur bukan orang yang pintar, kejujuran itu mahal harganya." Sebenernya mereka itu lelah karena ketika mereka jujur, seringnya dapet nilai yang jelek,...

His Job and Himself

When I was in Berlin, I went to a German course. First day of course, I noticed something clearly. First of all, I asked the front officer if I could change my course time in any chance. He said, “sorry, you can not. We only have one course in your level and that’s Nachmittag (afternoon).” Alright then. The second time I asked him after ten minutes interval, “sorry, I’m a DAAD awardee and where can I get the information about my scholarship?” he answers very kindly, “oh you are? What’s your name and where are you from? Unfortunately the person who is in charge isn’t at the office now. But you can come here around 1 PM, right before your class starts.” Of course I was so glad hearing that. The third time, I forgot to ask him one more thing. It was about my Wi-Fi password on my apartment. For your kind information, Germans say “WLAN” instead of “Wi-Fi”. I was confused too, no problem. The third time I asked the front office staff and apparently he is there again, “hello, first and f...

A very Mind-Blowing Lecture

Hari Jumat minggu yang lalu adalah kuliah umum perdana yang aku ikutkan di kampusku. Kuliah tersebut diisi oleh Prof. Dr. Thomas Schmitz, beliau adalah dosen dari Jerman yang saat ini mengajar di Fakultas Hukum UGM. Minggu kemarin kami membahas terkait tema Menschenrechte in Deutschland atau HAM di Jerman. Now, yang membuat menarik bagiku adalah ketika kami saling berdiskusi tentang Meinungsfreiheit atau kebebasan berpendapat. Kami diberikan selebaran tentang tema yang dibahas. Dari informasi yang aku tangkap tentang kebebasan berpendapat di Eropa kurang lebih sama dengan di Indonesia, namun untuk terkait hate speech atau Hasskommentare dalam bahasa Jerman, media sosial di Eropa semacam secara otomatis akan dapat menghapusnya. Ini merupakan fakta yang menarik, karena kenyataannya pada masa kini kita pasti sering sekali mendengar kata "nyinyir", "julid", "syirik". Apapun itu yang dinilai negatif. Bisa kita lihat hampir di berbagai sosial media, banyak...

I seriously don't know

Just like the title clearly said, I seriously don't know. If you wonder, let me get this clear. A lot of people have been asking me, "what will you do after you finish your bachelor study?" seriously, that's a very importante thing that I should have thought months ago. Yet, I still don't know what to do. Surely I have many options what I'm going to do next, but in the end there will always something that makes me think, "I don't know man, I seriously don't know." Being a 20 year old girl, from what people in my age told me, "maybe we are facing quarter life crisis." Honestly, I didn't even know what a quarter life crisis is xD. But since then, I searched on it and talked to some people whom I think they might face it back then. Well of course, they knew. I find it really silly when most of them easily said, "yes, it is so common." I mean, of course I know. It is totally common, but how am I supposed to do or to re...