A very Mind-Blowing Lecture

Hari Jumat minggu yang lalu adalah kuliah umum perdana yang aku ikutkan di kampusku. Kuliah tersebut diisi oleh Prof. Dr. Thomas Schmitz, beliau adalah dosen dari Jerman yang saat ini mengajar di Fakultas Hukum UGM. Minggu kemarin kami membahas terkait tema Menschenrechte in Deutschland atau HAM di Jerman. Now, yang membuat menarik bagiku adalah ketika kami saling berdiskusi tentang Meinungsfreiheit atau kebebasan berpendapat.

Kami diberikan selebaran tentang tema yang dibahas. Dari informasi yang aku tangkap tentang kebebasan berpendapat di Eropa kurang lebih sama dengan di Indonesia, namun untuk terkait hate speech atau Hasskommentare dalam bahasa Jerman, media sosial di Eropa semacam secara otomatis akan dapat menghapusnya. Ini merupakan fakta yang menarik, karena kenyataannya pada masa kini kita pasti sering sekali mendengar kata "nyinyir", "julid", "syirik". Apapun itu yang dinilai negatif. Bisa kita lihat hampir di berbagai sosial media, banyak sekali komentar tidak indah yang ditulis oleh netizen Indonesia. Yang menyedihkan adalah, ada beberapa akun palsu yang terkadang akun itu dibuat memang hanya dipergunakan untuk melontarkan hate speech.

Lucunya, ketika kami mendiskusikan hal tersebut, tentang kebebasan berpendapat di Indonesia dengan Herr Schmitz, beliau berkata dengan senangnya, "saya rasa di Indonesia tidak ada kasus semacam ini karena disini orang-orangnya ramah." Beliau bahkan tidak tahu kalau ada banyak kasus hate speech di Indonesia saat ini dan justru beranggapan bahwa orang-orang Indonesia tidak mungkin melakukan hal tersebut di media sosial.

BOOM! It was a mind-blowing statement. 

Seketika aku berpikir, "benar juga ya, why tho. Kenapa orang Indonesia justru berkomentar pedas di sosial media apalagi sampai menyinggung yang sangat parah padahal di kehidupan nyata mereka dikenal sebagai orang-orang yang ramah, baik hati, suka menolong, selalu tersenyum dan menikmati hidup dengan santai" well of course not all of Indonesians are like that, and I'm aware of it. 

Pada akhirnya, hanya satu yang dapat kusimpulkan disini. Seperti yang sering kita dengan dari peribahasa bahasa Indonesia yang berbunyi,

"dalamnya lautan bisa ditebak, dalamnya hati orang siapa yang tau." 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Wanita Penuh Kejutan

Membuat Visa AuPair di Kedutaan Jerman Jakarta (2020)

Tentang Ujian ZiDS (ZiDS Prüfung)