Perayaan Sewindu
Sebagian orang berpendapat, pengalaman pertama biasanya berisi hal-hal berkesan tak terlupakan. Menghadiri suatu kegiatan dengan banyak orang di dalamnya bukan sesuatu yang saya gemari. Entah bagiamana jiwa memanggil, saya akhirnya memutuskan untuk membeli tiket konser Tulus di Yogyakarta bertajuk Sewindu. Bukan tanpa alasan, tentu saja. Saya mengerjakan tugas akhir berbulan-bulan lamanya hingga selesai sidang, terlebih lagi bekerja sampingan sebagai guru bahasa Jerman dan sengaja memaksa diri untuk memberikan kesempatan kali ini, mengapa tidak?
Seorang laki-laki berkebangsaan Indonesia, berdarah minang, bersuara merdu, tutur katanya santun dan menyenangkan bagi pendengarnya. Saya saja sebagai mahasiswi bahasa yang menyukai linguistik, jujur sangat jatuh cinta padanya, pada bagaimana dia mengolah kata-kata yang terucap dari mulutnya. Alhasil pemaksaan terhadap diri saya kali ini berhasil, pembuktian bahwa ini bukanlah usaha yang sia-sia, pemberian hadiah bahagia pada jiwa, dan pengalaman yang nilainya melebihi apapun. Saya sangat menyukainya.
Menghadiri konser Tulus menjadi penghargaan dari saya atas kerja kerasnya, atas segala yang telah dia perjuangkan hingga sampai di titik ini. Selain itu, Tulus menjadi tanda perelaan masa lalu saya dan pergantian makna cinta yang baru. Sebuah fase 20-an, “ini aku yang baru”.
Tulus secara tidak sadar telah mengembalikan kepercayaan diri saya sebagai wanita Indonesia lewat lirik-lirik lagunya. Namanya mencerminkan pengharapan orang tuanya, klasik memang tapi pribadinyalah yang membuat begitu menarik. Sebagai penutup, terima kasih telah berjuang dan terus berkarya, saya harap Mas Tulus sehat dan bahagia selama-lamanya.
Yogyakarta, 26 September 2019
Vita, dengan segala kebahagian dan menyedikitkan pengharapan kecuali pada Yang Maha Pemberi Kuasa Alam, Tuhan.
Komentar
Posting Komentar