The least that we can do

Apakah kalian tahu siapa Greta Thunberg? Mungkin alangkah baiknya untuk melihat videonya di sini.

Setelah menonton video tersebut, apa yang kalian rasakan? Apakah sudah merasa bertanggung jawab bahwa kita sebagai manusia mempunyai kewajiban untuk berbuat sesuatu atau "take action" dalam upaya mengurangi dampak dari climate crisis? Sudah sekitar setengah tahun aku akhirnya sadar bahwa pastinya ada sesuatu yang bisa kulakukan, yaitu diet plastik/ mengurangi penggunaan plastik. Diet plastik mungkin memang terdengar sangat biasa dan nyatanya gerakan ini sudah digembor-gemborkan namun tetap saja fakta yang terlihat di lapangan orang-orang masih tetap menggunakan plastik ketika mereka berbelanja misalnya. Kita sudah terlalu sering dan melihat berita tentang sampah plastik yang mencemari lingkungan, bahkan sampai ke lautan. Sudah membagikan berita tersebut ke media sosial juga, namun apa langkah selanjutnya? Apakah cukup berhenti sampai pada tombol "bagikan"? Tentu saja ada sesuatu yang bisa kita lakukan. Kata Greta, "we will never be too little to make a difference."

Baru kemarin aku belanja di Mirota Kampus, Yogyakarta dan tahun ini mereka sudah menerapkan kantong plastik berbayar. Pembeli sebenarnya punya jatah kantong plastik gratis, tapi hanya dibatasi sampai dua buah, selebihnya pembeli harus membayar. Di beberapa swalayan peraturan semacam ini belum berlaku. Tetap saja, bukankah lebih baik untuk membawa kantong belanja sendiri?

Dokumen pribadi. Kantong belanja hadiah dari Goethe Institut.

Apabila kalian merasa menjadi orang yang pelupa untuk membawa kantong belanja (seperti aku), kalian bisa bawa kantong belanja tersebut kemana-mana, mungkin di taruh di tas yang sering kalian gunakan, atau di jok motor. Apalagi ketika berniat untuk belanja, ingatlah untuk membawa kantong belanja sendiri. Cara ini pertama kali aku terapkan ketika aku pergi ke Jerman. Di sana, orang-orang harus mengeluarkan belanjaan sendiri dan memasukannya lagi ke dalam kantong belanja. Ketika aku pulang ke Indonesia dan meneruskan kebiasaan ini, aku jadi sangat nyaman karena bahkan aku tak perlu repot-repot untuk memasukan belanjaanku ke dalam kantong. Mbak/ Mas kasirlah yang melakukannya. Mereka selalu senang dan tersenyum ketika aku membawa kantong sendiri. Senyaman itu tinggal di Indonesia, tapi kenapa kita cenderung untuk malas melakukannya?



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Wanita Penuh Kejutan

Membuat Visa AuPair di Kedutaan Jerman Jakarta (2020)

Tentang Ujian ZiDS (ZiDS Prüfung)