Pendewasaan
Berlin, 2018
Semakin kamu dewasa, semakin kamu sadari betapa banyaknya makna kebenaran dalam ucapan orang tua yang padahal dulunya kamu selalu menyangkal dan menganggap sepele. Semakin kamu dewasa pula, semakin kamu malas untuk menceritakan semua pengorbanan yang telah kamu lakukan entah untuk dirimu sendiri atau orang lain. Tetapi pertanyaannya, bagaimana kita bisa menjadi dewasa?
Banyak yang bilang, umur bukanlah takaran utamanya. Yang akhir-akhir ini aku pelajari ialah proses pendewasaanmu itu banyak ragamnya. Bukan hanya dari gejolak diri sendiri, namun juga dari perbuatan bahkan kata-kata orang lain, baik yang kamu kenal maupun yang asing sekalipun.
Bagaimana tidak, perbuatan orang yang dilakukannya terhadapmu bisa menjadi sebuah proses pendewasaan dirimu. Rasanya tidak perlu aku memberi contoh, karena sejujurnya kamu sudah tau sendiri jawabannya. Perlakuan orang dari yang baik hingga buruk merupakan sebuah kesan untukmu. Dalam hidup, kita memang berbuat salah tapi apa salahnya untuk belajar dari kesalahan orang lain. Merefleksikan diri agar lebih mengerti.
Yang lebih indah dari sebuah pendewasaan adalah kamu dituntut untuk ikhlas dan tidak banyak menuntut. Kamu dituntut untuk tidak menuntut. Sebuah penerimaan yang sulit namun hasilnya amatlah indah. Dan ketika kamu mulai tidak banyak bercerita, kamu mengerti karena sebenarnya kamu hanya ingin orang lain mendengar keluhanmu. Bisa jadi semakin dewasa, kamu akan tetap bercerita namun dengan suatu pesan yang bisa dimengerti orang walau tidak saat ini tapi pasti suatu saat nanti. Kamu akan bercerita bukan dengan banyak keluhan, tetapi tentang pelajaran dan sebuah pengalaman dari proses pendewasaan.
Berlin, 17 September 2018
Komentar
Posting Komentar