Kenapa Berlin?
![]() |
Oh hey there, Berlin! |
Aku memilih Berlin sebagai kota dimana aku ikut program Hochschulsommerkurs dari DAAD. Ehrlich gesagt, aku sama sekali ga ada kepikiran bakalan diterima program itu, jadi aku asal milih Berlin karena dosen Austriaku kasih aku saran begitu. Yaudah aku sih ikutin aja, toh waktu itu pikirku aku ga bakalan lolos haha. Selain itu aku gak belajar di Universitas tapi di Sprachkurs atau kursus bahasa di daerah Wedding. Aku sendiri tinggal di Neukölln deket sama Kreuzberg.
Di suatu pagi yang cerah, aku dapat email dari salah satu staff DAAD kalau aku lolos. I was so surprised and I directly called my Mom. Ibuku bingung, “program yang mana?” saking banyaknya program yang aku daftar, ibuku aja sampe ga paham aku dapet program apa dan kemana. Orang-orang banyak yang kaget, “kenapa kamu pilih Berlin, sih? Kenapa gak Heidelberg atau Hannover?”
Dalam hati aku jawab, “iya juga ya, kenapa aku pilih Berlin?” hahaha.
Ternyata pilihan yang salah justru kadang membawa kita terhadap hal yang indah. Memang ada banyak sekali orang Indonesia berdomisili di Berlin, bukannya hal itu justru bikin aku aman? Terlebih lagi ada PPI Berlin yang senantiasa bantu orang-orang senegaranya. Intinya, aku menang banyak.
Orang pertama yang paling banyak membantu setibanya aku di Jerman adalah Mas Ikhwan atau biasa dipanggil Mas Iyan. Aku tetep aja manggil dia Mas Ikhwan haha. By the way, dia punya usaha namanya garuda-guide.com, untuk kalian yang mau berlibur ke Eropa bisa banget pakai jasanya (tiba-tiba ngiklan).
I appreciate everything he did to me, dia ga menolong orang dengan mengharapkan sesuatu. Sama Mas Ikhwan, aku bener-bener udah ke Berlin karena kesampean makan Kubideh!
![]() |
Kubideh, Indonesians favorite! Belum ke Berlin kalau belum makan Kubideh! |
Aku sampai di Berlin tanggal 1 September 2018 pukul 13.15 waktu Jerman. Sebelum keluar dari bandara, aku mencoba untuk melatih bahasa Jermanku dengan bertanya kepada petugas tentang password Wi-Fi. Pertama, di Jerman tidak ada Wi-Fi, tapi WLAN. Kedua, petugas itu tidak mau berbicara dalam bahasa Inggris, namun dia sangat menghargaiku untuk berusaha berkomunikasi dengannya.
![]() |
Berliner Dom |
Salah satu kakak kelasku di SMA pernah memenangkan sebuah kompetisi bahasa Jerman dan hadiahnya ke Berlin. Fotonya yang indah di pajang di kelas bahasa Jerman. Nyatanya, sekarang aku bisa berfoto sama seperti dia.
![]() |
Keliatan tinggi ya, mohon maaf. Ini berkat angle yang berlebihan hehe. Captured by Mas Ikhwan. |
Hidup di Berlin itu kemana-mana mudah sekali. Ada banyak macam transportasi publik. Bus, Tram, U-Bahn dan S-Bahn, bahkan juga ada Uber.
![]() |
BVG ist alles. |
![]() |
Tram |
![]() |
U-Bahn |
![]() |
S-Bahn |
Yang kedua ialah Qonita. Cewek yang baik hati banget mau aku inepin buat semalam di Berlin. Kemudian ada Pak Masri, sosok yang luar biasa. Walaupun cuma ngobrol beberapa menit, dari obrolan itu aku belajar banyak. Gak lupa juga ada Kak Muthi dan Kak Rama. Pasangan suami istri yang menurutku nge-klik banget.
Dua hari di Berlin aku juga akhirnya ketemu Huda. Cowok Indonesia yang sekarang lagi di Berlin setelah sebelumnya di Saarbrücken. Dia yang bantu aku mempelajari gimana caranya pakai transportasi di Berlin, ngasih tau aku tentang berbagai jenis Döner dan hebatnya dia juga yang memotivasiku buat terus semangat belajar sampe sekarang. Toi toi toi!
![]() |
Makan siang bersama Huda, minum Cay atau teh khas Turki dan Döner Dürüm. |
Teman kursusku, aku rasa aku paling dekat sama Hui-Tzu karena cuma kami berdua orang Asia di kelas. At some point, we have some similarities. Ada juga Rosario, orang Italia yang super duper funny dan selalu ceria. Walau dengan aksen bahasa Jerman Italinya, dia tetep semangat dan selalu berusaha berbicara bahasa Jerman. Ada juga Mikail, orang Turki yang suka nawarin aku coklatnya. Tak lupa Ahmet, orang Turki juga yang sedang berjuang buat bisa kuliah hukum di Jerman.
![]() |
Brunch bersama Hui-Tzu di Cafe Anna-Blume |
Untuk Mitbewohnern atau teman satu apartemenku (WG), buatku tidak ada cerita menarik yang bisa aku sebutkan. So let’s just skip that part.
![]() |
Wohngemeinschaft (WG) |
Another thing about the course, tiga guru bahasa Jermanku. Anna, yang lembut tapi detail dalam mengajar. Ruth yang enerjik dan selalu penuh semangat dan satu lagi guru Phonetik yang aku lupa namanya siapa. Mereka adalah guru-guru yang berdedikasi tinggi dan selalu memotivasi siswanya. Gak ada satupun tindakan atau kata-kata mereka yang membuatmu malas belajar atau jadi putus asa, justru mereka memacu kamu untuk selalu memperbaiki dan keep going.
![]() |
Deutsch lernen |
Tak lupa keluarga Tim. The Hartmann. Pada dasarnya aku sadar kalau orang Jerman adalah orang yang ramah dan baik hati. Walau awalnya emang kikuk banget, tapi bertemu mereka dan pergi ke luar Berlin yang katanya “Berlin ist gar kein Deutschland” (Berlin itu bukan Jerman sama sekali) membuat aku benar-benar bahagia dan bersyukur. How blessed I’am to meet them all.
![]() |
Kiel |
Dan pastinya masih banyak orang-orang yang gak bisa aku sebut satu persatu, mereka orang-orang luar biasa yang membuat perjalananku begitu bermakna dan penuh kesan berarti.
Bagiku Berlin adalah kota yang sangat hidup. Pernah suatu ketika aku diajak Ahmet ke Bibliothek (perpustakaaan) di Unieversitas Humboldt. Suasana belajar disitu kondusif, aku juga bisa ngerasain sebegitu besarnya atmosfer dan “haus” akan ilmu. For the first time ever in my life, I realized that everyone is struggling. Setiap orang yang aku temui, mereka semua berjuang. Ada yang berjuang untuk meraih mimpinya, untuk studi atau pekerjaan, untuk hidup lebih baik, atau sekedar untuk berjuang menikmati liburan.
Selain perpustakaan Humboldt, aku juga selalu ke perpustakaan Schiller di daerah Leopoldplatz. Jaraknya hanya satu stasiun U-Bahn dari Seestraße.
![]() |
Schiller Bibliothek |
Bagaimanapun, Berlin mengajarkanku tentang banyak hal baru dan sekarang aku merasa gak menyesal sama sekali memilih Berlin. Alhamdulillah!
Remembering all the good memories and everything that I did in Berlin, there is actually no regret choosing the city as a quick visit before one bigger journey.
Komentar
Posting Komentar